Wednesday 25 February 2015

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Variable pengukuran di kerangka kerja teoritik merupakan bagian integral penelitian dan aspek penting desain penelitian. Apabila variabel-variabel tidak dapat diukur dalam beberapa cara, peneliti tidak dapat menguji hipotesisnya dan menemukan jawaban untuk pertanyaan penelitiannya. Di bawah ini kami akan membahas bagaimana variable-variabel diukur.

Bagaimana variabel-variabel di ukur
Untuk menguji hipotesis-hipotesisi di mana keberagaman tenaga kerja mempengaruhi kefektifan organisasi kami harus mengukur keberagaman tenaga kerja dan keefektifan organisasi. Pengukuran mereupakan penetapan angka-angka atau symbol lain untuk mencirikan (atau mengatribusikan) obyek menurut serangkaian aturan yang ditentukan sebelumnya. Objek-objek mencakup individu, unit bisnis strategi, perusahaan-perusahaan, Negara-negara, sepeda, gajah dsb. Sampel-sampel sifat objek merupakan kecenderungan dorongan pencarian, motivasi pencapaian, kefektifan organisasi, kenikmatan berbelanja, panjang, bobot, keberagaman etnis, kualitas layanan , efek pengkondisian dan selera. Adalah penting anda menyadari bahwa anda tidak dapat mengukur objek-objek (missal perusahaan); anda mengukur sifat atau atribusi obyek (misalnya, keefektifan organisasi perusahaan). Dalam cara yang sama, anda dapat mengukur panjang (atribut) sesuatu (objek). Bobot gajah, kualitas layanan sebuah restaurant, kenikmatan berbelanja perempuan, dst.
Atribut-atributr objek yang dapat diukur secara fisik dengan beberapa instrument dikalibrasi mengajukan tidak ada pengukuran pesoalan. Misalnya, panjang dan lebar sebuah meja kantor persegi panjang dapat dengan mudah diukur dengan tap atau penggaris pengukur. Hal yang sama benar adanya untuk mengukur area lantai kantor dan untuk mengukur bobot gajah (setidaknya di beberapa keluasan). Data mewakili beberapa karakteristik demografi personel kantor juga dapat dengan mudah di dapatkan dengan menanyakan karyawan, pertanyaan langsung, seperti: “berapa lama anda telah bekerja di organisasi ini?” atau “Apa status pernikahan anda?”
Namun pengukuran lebih abstrak dan atribut subyektif lebih sulit. Misalnya, relative lebih sulit untuk mengukur tingkat motivasi pencapaian juru tulis kantor, kenikmatan berbelanja perempua, atau kebutuhan untuk pengenalan murid. Demikian juga, tidak terus menguji hipotesis pada hubungan antara keberagaman tenaga kerja, keahlian managemen dan keefektifan organisasi. Persoalannya adalah bahwa kami tidak dapat sekedar mengajukan pertanyaan seperti “Seberapa beragamnya tenaga kerja perusahaan anda?” atau “Seberapa efektifnya organisasi anda?” karena sifat abstrak variable, “keberagaman tenaga kerja” dan “keefektifan organisasi”. Tentu saja terdapat-solusi-soloi untuk persoalan ini, salah satu solusi-solusi ini dibahas selanjutnya. Namun mari kita meringkas persoalan, sebelum membahas solusi.
Variable-variabel tertentu membuat diri merek mudah diukur melalui penggunaan instrument pengukuran yang memadai: misalnya, fenomenologi fisiologi berkaitan manusia seperti tekanan darah, detak jantung dan suhu tubuh, sebgaiamana atribut fisik tertentu seperti tinggi dan lebar. Namun ketika kita memasuki ranah perasaan subyektif, sikap dan persepsi, pengukuran factor-faktor atau variable-variabel ini menjadi lebih sulit. Karena itu, setidaknya terdapat dua tipe: yang satu membuat dirinya menjadi pengukuran obyektf dan akurat dan lainnya lebih samar dan tidak menjadi pengukuran akurat karena sifat abstrak dan subyektifnya.

Operasionalisasi variable-variabel
Selain keterbatasan alat pengukuran fisik untuk mengukur variable yang lebih samar. Terdapat cara menapaki tipe-tipe variable ini. Salah satu teknik adalah mengurangi gagasan atau konsep abstrak ini menjadi perilaku dan/atau karakteristik yang dapat diamati. Dengan kata lain, gagasan abstrak dipecahmenjadi perilaku atau karakteristik yang dapat diamati. Misalnya, konsep haus adalah abstraak, kita tidak dapat melihatnya. Namun, kita akan berpikir orang  yang haus akan meminum banyak cairan. Dengan kata lain, reaksi yang diduga atas orang yang haus adalah meminum cairan. Jika beberapa orang mengatakan mereka haus, maka kiita menentukan tingkat kehausan masing-masing individu dengan mengukur kuantitas cairan yang mereka minum. Maka kita dapat mengukur tingkat kehausan mereka, meskipun konsep haus sendiri bersifat abstrak dan samar. Pengurangan konsep abstrak untuk memungkinkan pengukuran mereka dalam cara nyata disebut mengoperasionalisasi konsep.
Operasionalisasi dilakukan dengan melihat dimensi-dimensi perilaku, tampakan atau property yang ditunjukkan oleh konsep. Hal ini kemudian di translasikan dalam elemen-elemen yang dapat diukur dan diamati untuk mengembangkan sebuah indek pengukuran konsep. Operasionalisasi sebuah konsep mencakup serangkaian langkah. Langkah pertama adalah mendefinisikan konstruk yang anda ingin ukur. Kemudian perlu untuk memikirkan kandungan pengukuran; yaitu, sebuah instrument (satu atau lebih item atau pertanyaan) yang sesungguhnya mengukur konsep yang ingin diukur seseorang, harus dikembangkan. Kemudian, format respon ( misalnya skala rating tujuh poin dengan poinyang diwakili dengan “sangat tidak setuju” dan “sangat setuju”), diperlukan, dan terakhir, validitas dan reliabilitas skala pengukuran harus diukur. Bab selanjutnya membahas tahap 3 dan 4. Di bab ini kami akan membahas tahap 2: perkembangan rangkaian item atau pertanyaan yang adekuat dan mewakili.

Tabel Definisi Operasional


Pengukuran: Dimensi dan Unsur-unsur
Contoh orang yang sedang haus dan kebutuhan kognisi menggambarkan bagaimana konsep-konsep abstrak yangdioperasionalkan dengan menggunakan elemen diamati dan diukur, seperti jumlah minuman orang untuk memuaskan dahaga mereka, dan sejauh mana orang lebih memilih masalah yang kompleks dari pada masalah sederhana. Anda mungkin telah memperhatikan bahwa sedangkan hanya satu item yang dibutuhkan untuk mengukur kehausan ("berapa banyak minuman yang Anda gunakan untuk memuaskan dahagaAnda?"), 34 item yang diperlukan untuk mengukur kebutuhankognisi. 34 item inidiperlukan karena jika kita menggunakankurang dari 34 item ini, skala pengukuran mungkin tidak mewakili seluruh domainkebutuhan untuk kognisi, dalam kata lain, ukuran kita mungkin tidaktermasuk memadai dan mewakili. Sebagaiakibatnya, ukuran kita tidak akan berlaku.
Sebuah pengukuran yang valid dari kebutuhan kognisi sehingga berisi 34 item meskipun kebutuhan kognisi adalah membangun unidimensional. Unidimensional adalah konsep yang spesifik. Sebuah contoh dari membangun dengan lebih dari satu dimensi adalah agresi. Agresi setidaknya memiliki dua dimensi: agresi verbal dan agresi fisik. Artinya, agresi mungkin termasuk perilaku seperti berteriak dan memaki orang (agresi verbal), tetapi juga melemparkan benda-benda, memukul dinding, dan secara fisik menyakiti orang lain (aggresson fisik). Sebuah skala pengukuran yang valid terhadap agresi harus menyertakan item yang mengukur agresi verbal dan item yang mengukur agresi fisik. Sebuah skala pengukuran yang hanya meliputi barang-barang yang mengukur agresi fisik atau yang hanya meliputi barang-barang agresi verbal tidak akan berlaku jika tujuan kita adalah untuk mengukur agresi. Jadi, skala pengukuran yang valid mencakup pertanyaan kuantitatif yang terukur atau item yang cukup mewakili domain atau dimensi, jika membangun lebih dari satu domain atau dimensi, kita harus memastikan bahwa pertanyaan atau item yang cukup mewakili domain tersebut atau dimensi yang termasuk dalam ukuran kita.

Pengukuran Konsep Motivasi Pencapaian
Sebagai contoh membangun hubungan antara gender dan motivasi untuk mencapai prestasi. Untuk menguji hubungan ini kita harus mengukur kedua gender dan motivasi untuk mencapai prestasi. Pada titik ini, Anda mungkin akan memahami bahwa sementaramengukur gender tidak akan menyebabkan masalah, mengukur motivasi berprestasi mungkin akan, karena yang terakhir ini membangun abstrak dan subjektif. Untuk alasan inikita harus menyimpulkan motivasi berprestasi dengan mengukur dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik kita akan mengharapkan untuk menemukan pada orang dengan motivasi berprestasi tinggi. Memang, tanpa mengukur dimensi-dimensi, aspek, atau karakteristik kita tidak akan dapat sampai pada pernyataan tentang hubungan antara gender dan motivasi berprestasi.
Setelah kita telah mendefinisikan, langkah berikutnya dalam proses pengukuran konstruksi abstrak seperti motivasi berprestasi adalah pergi mendapatkan literature  untuk mengetahuikonsep tentang langkah-langkah. Kedua jurnal ilmiah dan "scale handbooks" merupakan sumber penting dari ukuran yang ada. Sebagai aturan, artikel empiris yang dipublikasikan dalam jurnal akademik memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana konstruksi spesifik diukur; informasi sering diberikan apa langkah-langkah yang digunakan, kapan dan bagaimana langkah-langkah ini dikembangkan, oleh siapa, dan untuk berapa lama mereka telah di digunakan. Buku-buku panduan membantu Anda untuk menentukan apakah suatu skala pengukuran ada dan, jika lebih dari satu skala pengukuran yang ada, untuk membuat pilihan logis antara tindakan yang tersedia. Penggunaan skala pengukuran yang ada memiliki beberapa keunggulan. Pertama, menghemat banyak waktu dan energi. Kedua, memungkinkan Anda untuk memverifikasi temuan orang lain dan untuk membangun pada pekerjaan orang lain (ini sangat penting dalam penelitian ilmiah tetapi mungkin jika Anda menggunakan ukuran yang berbeda dari para pendahulu kita yang telah digunakan). Oleh karena itu, jika Anda ingin mengukur sesuatu, apakah telah diukur sebelum dan kemudian menggunakan ukuran ini (menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik Anda kapan ini diperlukan). Pastikan bahwa anda menggunakan skala pengukuran yang ada dengan benar.

Dimensi dan elemen “motivasi untuk mencapai prestasi”
Dimensi yang mungkin bisa dibuat untuk karakteristik/prilaku dari “motivasi untuk mencapai prestasi”, antara lain :
1.    Terdorong karena pekerjaan. Mereka selalu kelihatan bekerja, untuk mendapatkan rasa kepuasan “tercapai atau selesai”
2.    Kebanyakan tidak ada mood/keinginan untuk santai-santai dan memberikan perhatian mereka kepada sesuatu selain pekerjaan
3.    Karena mereka selalu ingin ada pencapaian, mereka lebih menyukai bekerja dengan mereka sendiri dibandingkan dengan yang lain
4.    Dengan pikiran dan hati tertuju pada pencapaian, mereka lebih menyukai pekerjaan yang menantang dibanding yang mudah. Akan tetapi, mereka tidak akan mengambil tantangan pekerjaan yang berlebihan karena ekspektasi dan kemungkinan untuk menyelesaikan menjadi tidak tinggi
5.    Mereka sangat ingin tahu/antusias terhadap perkembangan pekerjaan mereka selama mereka menjalaninya. Mereka sering meminta masuikan dari rekan, atasan, bawahan tentang bagaimana perkembangan mereka.
Dengan menjabarkan konsep dari “motivasi untuk mencapai prestasi” menjadi beberapa dimensi diatas, akan mengurangi tingkat abstrak.  Dimensi diatas belum dipecahkan ke elemen yang bisa diukur. Hal ini bisa dilakukan dengan menjabarkan lagi  5 dimensi diatas menjadi elemen. Dengan demikian bisa mendekati atau memperoleh data kuantitatif dan membedakan individu yang mempunyai motivasi tinggi dengan yang agak rendah.

Struktur konsep “motivasi untuk mencapai prestasi”menjadi dimensi dan elemen
Contoh elemen pada dimensi 2 yaitu tidak bisa santai.
Derajat dari tidak bisa santai bisa diukur dengan menanyakan pertanyaan sebagai berikut :
1.        Seberapa sering anda memikirkan pekerjaan ketika anda sedang berada diluar/tempat kerja ?
2.        Apa hobi kamu ?
3.        Bagaimana anda menghabiskan waktu ketika anda diluar tempat kerja ?
Dengan demikian, suatu cara untuk mengukur suatu area dimana mengandung subjektivitas yang tinggi, perasaan, persepsi adalah dengan cara operasionalisasi konsep. Operasionalisasi mencakup  menurunkan tingkat abstrak dari suatu konsep ke tingkat yang lebih rendah. Adapun dengan cara menjabarkannya menjadi dimensi dan elemen.
Dengan menghubungkan konsep dengan sikap/prilaku, kita bisa melakukan pengukuran variabel.
Apakah tidak Operasionalisasi.                                                                                  
Sama seperti yang penting untuk memahami apa operasionalisasi, itu adalah sama penting untuk mengingat apa yang tidak. Sebuah operasionalisasitidak menggambarkan berkorelasi konsep. Sebagai contoh, keberhasilan dalam kinerja tidak dapat menjadi dimensi motivasi berprestasi, meskipun motivasi dan kinerja dan / atau kesuksesan mungkin sangat berkorelasi, tapi kita tidak bisa mengukur tingkat individu motivasi melalui keberhasilan dan kinerja. Kinerja dan kesuksesan mungkin telah dimungkinkan sebagai konsekuensi dari motivasi berprestasi, tetapi dalam dan dari dirinya sendiri, keduanya tidak ukuran itu. Untuk menjelaskan, orang dengan motivasi berprestasi tinggi mungkin telah gagal untuk beberapa alasan, mungkin di luar kendali, untuk melakukan pekerjaan dengan sukses. Jadi, jika kita menilai pencapaian motivasi seseorang ini dengan kinerja sebagai tolok ukur, kita akan mengukur konsep yang salah. Alih-alih mengukur variabel motivasi berprestasi kita tentang kepentingan kita akan telah mengukur kinerja, variabel lain kami tidak berniat untuk mengukur juga tidak tertarik.
Dengan demikian, jelaslah bahwa konsep mengoperasionalkannya tidak terdiri dari menggambarkan pendahulunya alasan, konsekuensi, atau berkorelasi konsep. Sebaliknya, ia menjelaskan karakteristik diamati dalam rangka untuk dapat mengukur konsep. Hal ini penting untuk diingat ini karena jika kita salah mengoperasionalkan konsep salah atau membingungkan mereka dengan konsep-konsep lain, maka kita tidak akan memiliki ukuran yang valid. Ini berarti bahwa kita tidak akan memiliki "baik 'data, dan penelitian kami tidak akan ilmiah.

Review operasionalisasi
Sejauh ini kita diperiksa gagap untuk mendefinisikan secara operasional konsep dan untukmengajukan pertanyaan yang mungkin untuk mengukur konsep. Operasionalisasi diperlukan untuk mengukur konsep-konsep abstrak seperti yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaan dan sikap. Variabel yang lebih obyektif seperti usia atau tingkat pendidikan yang mudah diukur secara sederhana, pertanyaan mudah dan tidak perlu dioperasionalkan. Untungnya, langkah-langkah untuk banyak konsep yang relevan dalam konteks organisasi telah dikembangkan oleh para peneliti. Meskipun Anda meninjau literatur di daerah tertentu, Anda mungkin ingin diperhatikan terutama referensi yang membahas instrumen yang digunakan untuk menyadap konsep dalam penelitian ini, dan membacanya. Artikel ini akan memberitahu Anda ketikamengukur dikembangkan, oleh siapa, dan untuk berapa lama telah digunakan. Hanyainstrumen dikembangkan dengan baik, yang telah dioperasionalkan dengan hati-hati, akan diterima dan sering digunakan oleh peneliti lain.

Dimensi internasional operasionalisasi
Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk diingat bahwavariabel-variabel tertentu memiliki arti yang berbeda dan konotasi dalam budaya yang berbeda. Misalnya, istilah"cinta" adalah tunduk pada beberapa interpretasi dalam budaya yang berbeda dan memiliki setidaknya 20 interpretasi yang berbeda di beberapa negara. Demikian juga, konsep "pengetahuan" disamakan dengan "jnana" dalam beberapa budaya Timur dan ditafsirkan sebagai "realisasi Mahakuasa." Jadi, adalah bijaksana bagi para peneliti yang berasal dari negara berbahasa yang berbeda untuk merekrut bantuan dari sarjana lokal untuk mengoperasionalkankonsep-konsep tertentu saat terlibat dalam penelitian lintas budaya.

2 comments:

  1. Definisi operasional dapat membantu peneliti untuk menganalisa pengukuran item.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih untuk informasinya.. sangat lengkap sekali..

    ReplyDelete