Wednesday 1 April 2015

CARA MENYUSUN SKRIPSI DAN TESIS

Anda sekarang sedang mengalami kesulitan dalam penyusunan skripsi? Di sini saya akan membantu Anda untuk membuat langkah-langkah awal dalam penyusunan skripsi. Pertama-tama Anda harus membuat langkah-langkah awal dan kemudian cara mendapatkan data. Data sangat penting karena data tersebut dianalisis sehingga penelitian Anda dapat menghasilkan sebuah hipotesa.

Cara mengumpulkan data penelitian dapat dilakukan dengan metode angket, dengan menggunakan dua macam pertanyaan, yaitu tertutup dan terbuka. Angket tertutup yaitu angket yang terdiri atas serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai variabel-variabel penelitian. Pernyataan dalam angket tertutup menggunakan skala Numerical. Penelitian dengan menggunakan skala Numerical 1-5 dengan alasan-alasan sebagai berikut (Husein, 2000) yakni untuk mendapatkan data yang bersifat universal, beberapa buku teks menganjurkan agar data pada kategori “netral” tidak, dipakai dalam analisis selama responden tidak memberikan alasannya, untuk menghindari kategori tidak tahu. Dalam skala numerical, angka 1 (satu) menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang sangat tidak setuju terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan, sedangkan angka 5 (sepuluh) menunjukkan sangat setuju untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai.

Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuesioner berisi daftar pernyataan yang disampaikan langsung kepada responden, alasan penggunaan metode ini adalah responden dapat memperhatikan dan mempertimbangkan pernyataan dan jawaban dengan jelas, pewawancara dapat menggali informasi yang lebih rinci dan juga dapat mengontrol pertanyaan yang diberikan.

Cara pengumpulan data dilakukan dengan prosedur. 1) responden diberi kuesioner, 2) sambil mengisi kuesioner, penulis menunggu dan memberikan penjelasan jika responden belum mengerti pertanyaan kuesioner, 3) setelah responden mengisi kuesioner, penulis membuat tabulasi, menganalisis dan menyajikannya dalam penelitian. Jawaban kuesioner yang diberikan adalah dengan memberikan tanda (√) pada skala sikap 1‐5 yang dirasakan paling benar oleh responden atas pertanyaan‐pertanyaan dalam kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala pengukuran ordinal, digunakan untuk mengukur sikap responden terhadap suatu jawaban. Skala pengukuran terbagi dalam beberapa skala yang masing‐masing skala mempunyai skor penilaian antara 1‐5, di mana skor 1 untuk jawaban responden yang sangat tidak setuju sampai dengan skor 5 untuk jawaban responden yang sangat setuju. Penggunaan skala 1‐5 mengingat skala tersebut lazim digunakan dalam jurnal‐jurnal penelitian pemasaran dan untuk menghindari jawaban responden yang cenderung memilih jawaban di tengah.

Tahapan Penelitian skripsi dimulai dari identifikasi masalah. Pada tahap penelitian ini, peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadikemudian merumuskan Masalah Dalam tahap penelitian ini, penulis merumuskan masalah-masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi untuk dijadikan sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini. Kedua, menetapkan tujuan penelitian. Dalam tahap penelitian ini, ditetapkan tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya telah di tentukan. Ketiga, studi literatur dan studi lapangan. Dalam tahap penelitian ini, penulis melakukan studi literatur dan studi lapangan untuk mencari data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Studi literatur dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh dari perusahaan, annual report, literatur, artikel, internet, dan informasi lain yang dianggap relevan dan menunjang penelitian ini. Studi lapangan diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan terhadap objek penelitian. Keemapat, penentuan variabel data. Dalam tahap penelitian ini, ditetukan variable data yang diperlukan dalam penelitian ini berdasarkan data-data yang telah diperoleh sebelumnya dari studi literature dan studi lapangan. Kelima, perencanaan Data dan Penyebaran Kuisioner. Dalan tahap penelitian ini, variabel-variabel data yang telah diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa item pertanyaan berupa kuisioner. Setelah kuisioner jadi, langkah selanjutnya adalah menyebarkan kuisioner tersebut kepada responden yang telah ditentukan. Keenam, uji loading Factor dan Reliabilitas. Setelah kuisioner disebarkan kepada responden selanjutnya dilakukan uji loading factor dan reliabilitas.  Ketujuh, pengolahan Data dan Analisis Data. Dalam tahap penelitian ini, data yang sudah valid (loading factor) dan reliabel diolah untuk selanjutnya di analisis untuk mengetahui hasil dari penelitian ini. Kedelapan, kesimpulan dan saran. Dalam tahap penelitian ini, setelah data di analisis dan diperoleh hasil dari penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data sebelumnya.

CARA MENYUSUN SKRIPSI DAN TESIS


Langkah-langkah ini merupakan tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan suatu penelitian. Tahapan penelitian ini menceritakan kegiatan yang peneliti lakukan dari awal penulisan hingga tahapan pembuatan kesimpulan dan saran.

Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasinya yang bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam rangka mengungkap fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau hubungan pengaruh.
Selamat Mencoba. Semoga sukses.


OLAH DATA SKRIPSI

Anda mungkin pernah mengalami kesulitan untuk uji Asumsi Klasik ketika mengerjakan skripsi atau tesis. Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan bisa dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus dilakukan uji asumsi klasik yaitu :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Pembuktian apakah suatu data memiliki distribusi normal dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya pada histogram maupun normal probability plot. Pada histogram, data dikatakan distribusi normal jika data tersebut berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability plot, data dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2007).

PENELITIAN


Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak tejadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol ). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya VIF (Variance Inflaction Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2007).

Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan salah satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2007). Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen.

Uji Goodness of Fit bertujuan untuk menguji ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, dapat diukur dari nilai statistik F, koefisien determinasi (R2), dan nilai statistik t (Ghozali, 2007).

OLAH DATA SKRIPSI


Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan statistik F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nila F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. Untuk membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test, yaitu: H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Artinya: tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Y). Ha : b1− b4 > 0 Artinya: ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 % atau taraf signifikansi sebesar 5 %, maka F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis yang dipakai adalah Ho : bi = 0, artinya suatu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.Ha : bi > 0, artinya suatu variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Selamat Mencoba ya.

CONTOH SKRIPSI LANDASAN TEORI

Teman-teman yang sedang menyusun skripsi atau tesis, pastilah Anda sedang berjuang membuat landasan teori dari topik skripsi atau tesis Anda. Di bawah ini saya akan mencoba membantu anda membuat landasan teori pada skripsi atau tesis anda. Biasanya landasan teori itu berada pada bab kedua. Bagian ini memaparkan teori-teori yang mendukung hipotesa-hipotesa yang akan diuji dalam analisis skripsi dan tesis Anda. Pada bagian ini, saya akan memaparkan landasan teori mengenai manajemen pemasaran.

strategi pemasaran


Konsep pemasaran adalah filsafat manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan pesaing (Kolter dan Amstrong, 2001). Pengertian lain dari konsep pemasaran adalah sebuah filsafat bisnis yang mengatakan bahwa kepuasan keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan (Stanton, 1996). Dari definisi konsep pemasaran tersebut maka penggunaan konsep pemasaran bagi perusahaan menjadi sangat penting dan dapat dijadikan arah dalam pencapaian keberhasilan perusahaan. 

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler, 2005). Tujuan akhir konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Dalam kasus organisasi bisnis, tujuan utamanya adalah laba, sedangkan organisasi nirlaba dan organisasi publik, tujuannya adalah mendapatkan dana yang memadai untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial dan pelayanan publik (Tjiptono,2008).

Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk) memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan (Tjiptono, 2008).

Dengan demikian dibutuhkan mekanisme yang dapat mengoordinasikan program-program pemasaran agar program-program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran. Umumnya peluang pemasaran terbaik diperoleh dari upaya memperluas permintaan primer, sedangkan peluang pertumbuhan terbaik berasal dari upaya memperluas permintaan selektif.

Menurut Corey (dalam Tjiptono,1997), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait. Kelima elemen tersebut adalah persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat di proteksi dan didominasi, keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit, pengalaman kumulatif yang didasarkan pada percobaan di dalam menanggapi peluang dan tantangan, kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi. Untuk memperoleh keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh berbagai faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian (Istiyono dkk, 2007).
Semoga membantu ya. Selamat mengerjakan skripsi atau tesisnya.

PERMAINAN ANAK

Anak-anak sangat suka bermain. Mereka sangat suka bergerak, berlarian ke sana dan kemari. Inilah ciri khas anak-anak. Menurut Hurlock (1995: 327) faktor- faktor yang mempengaruhi permainan pada anak usia dini adalah a). Kesehatan. Semakin sehat anak semakin banyak energinya untuk bermain aktif, seperti permainan dan olahraga. Anak yang kekurangan tenaga lebih menyukai hiburan. b) Perkembangan motorik. Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya tergantung pada perkembangan motorik mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif. c) Intelegensi. Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai, dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan. Dengan bertambahnya usia, mereka lebih menunjukan perhatian dalam permainan kecerdasan, dramatik, konstruksi, dan membaca. Anak yang pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar, termasuk upaya menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual yang nyata. d) Jenis kelamin. Anak laki-laki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan dan lebih menyukai permainan dan olahraga ketimbang berbagai jenis permainan yang lain. pada awal kanak-kanak, anak laki-laki menunjukan perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak ketimbang anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi pada akhir masa kanak-kanak. e) Lingkungan. Anak dari lingkungan yang buruk, kurang bermain ketimbang anak lainnya disebabkan karena kesehatan yang buruk, kurang waktu, peralatan, dan ruang. Anak yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain ketimbang mereka yang berasal dari lingkungan kota. Hal ini karena kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas. Di bawah ini saya tampilkan gambar permainan anak-anak yang tidak membutuhkan peralatan.

Permainan Anak Desa


f) Status sosioekonomi. Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi lebih menyukai kegiatan yang mahal, seperti lomba atletik, bermain sepatu roda, sedangkan mereka dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang tidak mahal seperti bermain bola dan berenang. Kelas sosial mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang ditonton anak, jenis kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervisi terhadap mereka. g) Jumlah waktu bebas. Jumlah waktu bermain terutama tergantung pada ststus ekonomi keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutukan tenaga yang lebih. h) Peralatan Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainannya. Misalnya dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan purapura, banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung permainan yang sifatnya konstruktif.




Bermain konstuktif adalah bentuk permainan yang bertujuan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan bermanfaat melainkan lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperoleh dari membuatnya. ( Denny Willy dkk, 2009). Menurut Elizabeth B. Hurlock (1995: 330), bermain
konstruktif adalah bentuk permainan di mana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan bermanfaat melainkan lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperoleh dari membuatnya. Membentuk sesuatu dari kayu lebih menerik anak laki- laki, sedangkan anak perempuan lebih menyukai jenis konstruksi yang lebih halus seperti menjahit, menggambar,
melukis bermain tanah liat dll.

Permainan konstruktif terjadi ketika anak- anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau pemecahan masalah ciptaan sendiri (Mutiah, 2010: 140). Menurut Seiffert & Hoffnung, (dalam Desmita, 2008: 143) permainan konstruktif adalah suatu bentuk permainan dengan
menggunakan objek- objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu. Permainan jenis ini sangat umum dilakukan oleh anak usia pra sekolah.



Bermain konstruktif sangat penting bagi anak terutama dalam mengembangkan keterampilan motorik halus dan melatih seluruh bagian tubuhnya. Dengan bermain konstruktif, anak akan melatih otot- otot halus untuk mencapai keseimbangan, gerakan dan keterampilan tertentu. Permainan konstruktif keping padu adalah permainan dari bahan kertas yang dibentuk menjadi bentuk tiga dimensi menyerupai binatang atau benda seperti, sapi, belalang, rumah, pohon, serta bentuk pesawat dll. dengan cara dilipat, ditekuk, diselipkan atau di lem sehingga membentuk suatu benda yang dapat dimainkan oleh anak- anak.

Tuesday 31 March 2015

GAMES STORY 2: THEORY OF GAMES

Para ahli mempunyai cara pandang yang berbeda tentang bermain. Hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingya bermain bagi perkembangan anak. Karena melihat betapa pentingnya bermain bagi perkembangan anak, para ahli kemudian mengungkapkan pendapat / teori teori mengenai permainan.
Teori – teori permainan yang ini terbagi menjadi teori kalsik yang muncul dari abad sembilan belas sampai perang dunia pertama, diantaranya adalah (a) Teori kelebihan tenaga yang diajukan oleh Herbert Spencer. Teori ini juga disebut teori pelepasan energi. Teori ini mengatakan bahwa kegiatan bermain pada anak karena adanya kelebihan tenaga pada diri anak. Tenaga atau energi yang menumpuk pada anak perlu digunakan atau dilepaskan dalam bentuk kegiatan bermain. (b) Teori rekreasi yang diajukan oleh Moritz Lazarus. Teori rekreasi menyebutkan bahwa tujuan bermain adalah memulihkan energi yang telah terkuras saat bekerja, tenaga ini dapat dipulihkan dengan cara melibatkan diri dalam permainan. (c) Teori biologis yang diajukan oleh Karl Gross. Teori ini mengatakan bahwa permainan mempunyai tugas - tugas biologis untuk melatih bermacam - macam fungsi jasmani dan rohani untuk menghadapi masa depan. (d) Teori praktis diajukan oleh Karl Buhler. Teori ini mengatakan bahwa anak anak bermain karena harus melatih fungsi jiwa dan raga untuk mendapatkan kesenangan di dalam perkembangannya. ( Mutiah, 2010). Sedangkan teori- teori moderen diataranya diajukan oleh Sigmund Freud. Sigmund Freud berdasarkan teori psikoanalisis mengatakan bahwa bermain berfungsi untuk mengekspresikan dorongan implusif sebagai cara untuk mengurangi kecemasan yang berlebihan pada anak. Bentuk kegiatan bermain yang ditunjukan berupa bermain fantasi dan imajinasi dalam sosiodrama atau pada saat bermain sendiri. Menurut Freud, melalui bermain dan berfantasi anak dapat mengemukakan harapan-harapan dan konflik serta pengalaman yang tidak dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata, contoh, anak main perang-perangan untuk mengekspresikan dirinya, anak yang meninju boneka dan pura-pura bertarung untuk
menunjukkan kekesalannya.

Cerita Anak


Teori kognitif dari Jean Piaget, juga mengungkapkan bahwa bermain mampu mengaktifkan otak anak, mengintegrasikan fungsi belahan otak kanan dan kiri secara seimbang dan membentuk struktur syaraf, serta mengembangkan pilar-pilar syaraf pemahaman yang berguna untuk masa datang. Vygotsky menambahkan bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi anak. Bermaian merupakan cara berpikir anak dan cara anak memecahkan masalah, pertama tama, anak menemukan pengetahuan dalam dunia sosial yang didapatkan dari teman bermain, kemudian menjadi bagian dari perkembangan kognitifnya. (Mutiah, 2010).
Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas bermain aktif dan bermain pasif (Tedjasaputra, 2001:50). secara umum bermain aktif banyak dilakukan pada masa kanak-kanak awal sedangkan kegiatan bermain pasif lebih mendominasi pada masa akhir kanak-kanak yaitu sekitar usia pra remaja karena adanya perubahan fisik,emosi,minat dan lainnya.



Permainan Aktif yaitu jenis permainan yang banyak melibatkan banyak aktifitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh, di antaranya adalah 1) Permainan bebas dan spontan, kegiatan bermain ini dilakukan diman saja. Tidak ada peraturan selama ia suka ia dapat melakukannya. 2) Permainan konstruktif adalah permainan yang menggunakan berbagai benda yang ada untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu, gunanya untuk meningkatkan kreativitas anak, melatih motorik halus, melatih konsentrasi, ketekunan dan daya tahan. 3) Permainan Khayal/Peran. Yakni permainan Pemberian atribut tertentu terhadap benda, situasi dan anak memerankan tokoh yang ia pilih. 4.) Mengumpulkan benda-benda. Anak akan mengumpulkan benda benda yang ia kagumi dan menarik minatnya. 5) Melakukan penjelajahan. 6) Permainan (games) dan olah raga. Permainan dan olah raga merupakan kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. 7). Musik. Kegiatan bermain musik misalnya bernyanyi, memainkan alat musik tertentu atau melakukan gerakan-gerakan tarian yang diiringi musik. 8). Melamun. Melamun bisa bersifat reproduktif, artinya mengenang kembali peristiwa-peristiwa yang telah dialami tapi bisa juga produktif dimana kreativias anak lebih dilibatkan untuk memasukan unsur- unsur baru dalam lamunannya.

Permainan Pasif yaitu anak memperoleh kesenangan bukan berdasarkan kegiatan yang dilakukannya sendiri yang termasuk dalam kategori permainan ini adalah 1) Membaca. Dari kegiatan membaca minat anak bisa dipupuk dan dapat memperoleh pengetahuan baru, anak juga akan mendapatkan pemahaman yang baru 2). Melihat Komik. Komik yaitu cerita kartun bergambar dimana unsur gambar lebih penting dari pada cerita. 3). Menonton film. Dengan adanya kemajuan teknologi, maka anak dapat menikmati film tidak hanya di bioskop tapi juga di rumah. Televisi bisa dianggap pengganti “pengasuh anak” karena anak menjadi asyik sendiri tanpa perlu terlampau banyak diawasi oleh orang tua 4.) Mendengarkan radio. Mendengarkan radio kurang disukai oleh anak-anak kecil, tapi cukup disukai oleh anak-anak lebih besar/ remaja awal. 5) Mendengarkan musik. Musik dapat didengar melaui Radio, TV dan Kaset. Dengan meningkatnya usia, anak lebih gemar mendengarkan musik dan akan memuncak pada masa remaja.

GAMES STORY 1

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir dari permainan tersebut. Sebagian orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas belajar dan menjadikan rendahnya kemampuan intelektual anak. Pendapat ini kurang begitu tepat dan bijaksana, karena beberapa ahli psikologi dan ahli perkembangan anak sepakat bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.

Bermain adalah hal penting bagi seorang anak, permainan dapat memberikan kesempatan untuk melatih keterampilannya secara berulang-ulang dan dapat mengembangkan ide-ide sesuai dengan cara dan kemampuannya sendiri. Kesempatan bermain sangat berguna dalam memahami tahap perkembangan anak yang kompleks. Menurut Moeslichatoen (dalam Simatupang, 2005), bermain
merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi semua orang. Bermain akan memuaskan tuntutan perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosial, nilai- nilai dan sikap hidup.

Bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa pertimbangan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tEkanan dari luar atau kewajiban. Piaget menjelaskan bahwa bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional. Menurut Bettelheim, kegiatan bermain adalah kegiatan
yang tidak memiliki peraturan kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar. (Hurlock, 1995; 320) Sedangkan Graham (dalam Simatupang, 2005) mendefinisikan bermain sebagai tingkah laku motivasi instrinsik yang dipilih secara bebas, berorientasi pada proses yang disenangi. bermain merupakan wadah bagi anak untuk merasakan berbagai pengalaman seperti emosi, senang, sedih, bergairah, kecewa, bangga, marah dan sebagainya. Anak akan merasa senang bila bermain, dan banyak hal yang didapat anak selain pengalaman.

2. Karakteristik Permainan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susanna Miliar et al; Garvey; Rubin; Fein; dan Vendenberg (dalam Rahardjo, 2007) mengungkapkan adanya beberapa ciri kegiatan permainan, yaitu : a.) Dilakukan berdasarkan motivasi instrinstik, maksudnya muncul atas keinginan pribadi serta untuk kepentingan sendiri. b) Perasaan dari orang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-emosi positif. c). Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktifitas ke aktivitas lain. d). Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhirnya. e) Bebas memilih, ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep bermain pada anak kecil f.) Mempunyai kualitas pura-pura. Kegiatan bermain mempunyai kerangka tertentu yang memisahkan dari kehidupan nyata sehari-hari. Bermain pada masa anak- anak mempunyai karakteristik tertentu yang membedakannya dari permainan orang dewasa. Menurut Hurlock (1995: 322- 326) karakteristik permainan pada masa anak- anak adalah sebagai berikut:



a) Bermain dipenguhi tradisi
Anak kecil menirukan permainan anak yang lebih besar, yang menirukan dari generasi anak sebelumnya. Jadi dalam setiap kebudayaan, satu generasi menurunkan bentuk permainan yang paling memuaskan kegenerasi selanjutnya. 
b) Bermain mengikuti pola yang dapat diramalkan Sejak masa bayi hingga masa pematangan, beberapa permainan tertentu populer pada suatu tingkat usia dan tidak pada usia lain, tanpa mempersoalkan lingkungan, bangsa, status sosial ekonomi dan jenis kelamin. Kegiatan bermain ini sangat populer secara universal dan dapat dirmalkan sehingga merupakan hal yang lazim untuk membagi masa tahun kanak-kanak kedalam tahapan yang lebih spesifik.
Berbagai macam permainan juga mengikuti pola yang dapat diramalkan. Misal, permainan balok kayu dilaporkan melalui empat tahapan. Pertama, anak lebih banyak memegang, menjelajah, membawa balok dan menumpuknya dalam bentuk tidak teratur; kedua, membangun deretan dan menara; ketiga, mengambangakan teknik untuk membangun rancanganyang lebih rumit; keempat, mendramatisir dan menghasilkan bentuk yang sebenarnya.



c) Ragam kegiatan permainan menurun dengan bertambahnya usia Ragam kegiatan permainan yang dilakukan anak-anak secara bertahap berkurang dengan bertambahnya usia. Penurunan ini disebabkan oleh sejumlah alasan. Anak yang lebih besar kurang memiliki waktu untuk bermain dan mereka ingin menghabiskan waktunya dengan cara menimbulkan kesenangan terbesar. Dengan meningkatnya lingkungan perhatian, mereka dapat memusatkan perhatiannya pada kegiatan bermain yang lebih panjangktumbang melompat dari satu permainan kepermainan lain seperti yang dilakukan seperti usia yang lebih muda. Anak-anak meinggalkannya dengan alasan karena telah bosan atau menganggapnya kekanak-kanakan.
d) Bermain menjadi semakin sosial dengan meningkatnya usia. Dengan bertambahnya jumlah hubungan sosial, kualitas permaianan anak-anak menjadi lebih sosial. Pada saat anak-anak mencapai usia sekolah, kebanyakan mainan mereka adalah sosial, sseperti yang ada dalam kegiatan bermain kerja sama, tetapi hal ini dilakukan apabila mereka telah memiliki kelompok dan bersamaan dengan itu, timbul kesempatan untuk belajar berteman dengan cara sosial.
e) Jumlah teman bermain menurun dengan bertambahnya usia. Pada fase prasekoah, anak menganggap semua anggota kelompok sebagai teman bermain, setelah menjadi anggota gang, semua
beruabah. Mereka ingin bermain dengan kelompok kecilnya itu dimana anggotanya memiliki perhatian yang sama dan permianannya menimbulkan kepuasan tertentu bagi mereka.
f) Bermain semakin lebih sesuai dengan jenis kelamin Anak laki-laki tidak saja menghindari teman bermain perempuan pada saat mereka masuk sekolah, tetapi juga menjauhkan diri dari semua kegiatan bermain yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya.
g) Permainan masa kanak-kanak berubah dari tidak formal menjadi formal
Permainan anak kecil bersifat spontan dan informal. Mereka bermain kapan saja dan dengan mainan apa saja yang mereka sukai, tanpa memperhattikan tempat dan waktu. Mereka tidak membutuhkan peralatan atau pakaian khusus untuk bermain. Secara bertahap menjadi semakin formal. h) Bermain secara fisik kurang aktif dengan bertambahnya usia Perhatian anak dalam permainan aktif mencapai titik rendahnya selama masa puber awal. Anak-anak tidak saja menarik diri untuk bermain aktif, tetapi juga menghabiskan sedikit waktunya untuk membaca, bermain dirumah atau menonton televisi. Kebanyakan waktunya dihabiskan dengan melamun - suatu bentuk bermain yang tidak membutuhkan tenaga banyak.
i) Bermain dapat diramalkan dari penyesuaian anak Jenis permainan, variasi kegiatan bermain, dan jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain secara keseluruhan merupakan petunjuk penyesuaian pribadi dan sosial anak. 
j) Terdapat variasi yang jelas dalam permainan anak. Walau semua anak melalui tahapan bermain yang serupa dan dapat diramalkan, tidak semua anak bermaian dengan cara yang sama pada usia yang sama. Variasi permainan anak dapat ditelusuri pada sejumlah faktor.

Sunday 29 March 2015

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

Selain motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Persepsi terhadap kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Zeithaml dalam Muafi dan Effendi, 2001). Sedangkan menurut Durianto, et al. (2004) pembahasan perceived quality pelanggan terhadap produk dan atau atribut yang dimiliki produk (kepentingan tiap pelanggan berbeda). Lebih lanjut Cleland dan Bruno dalam Simamora (2002) mengemukakan tiga prinsip tentang persepsi terhadap kualitas yaitu:
1. Kualitas yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap suatu produk mencakup tiga aspek utama yaitu produk, harga, dan non-produk. 
2. Kualitas ada kalau bisa dipersepsikan oleh konsumen.
3. Perceived quality diukur secara relatif terhadap pesaing.

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek (Durianto, et al., 2004). Persepsi kualitas yang baik akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Selanjutnya mengingat persepsi konsumen dapat diramalkan maka jika persepsi kualitasnya negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan positif maka produk akan disukai. Banyak konteks menyebutkan persepsi sebuah merek menjadi alasan penting pembelian serta merek yang mana akan dipertimbangkan pelanggan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli (Durianto, et al., 2004). Selain itu persepsi kualitas yang terkait erat dengan keputusan pembelian maka persepsi kualitas dapat mengefektifkan semua elemen program pemasaran khususnya program promosi (Durianto, et al., 2004). Persepsi merupakan realitas yang dinyatakan oleh konsumen dalam membuat keputusan, hal ini disebutkan Cleland dan Bruno dalam Simamora (2002) bahwa kualitas ada bila telah masuk ke dalam persepsi konsumen (quality only as is perceived by customers) yang berarti bila konsumen telah mempersepsikan kualitas sebuah produk sebagai bernilai rendah, maka kualitas produk itu rendah dan sebaliknya apapun kualitasnya. Maka disini persepsi menjadi lebih penting dari pada realitas karena konsumen membuat keputusannya berdasarkan persepsi bukan realitas. 

Cara belanja


Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Lindawati (2005) konsumen percaya bahwa berdasarkan evaluasi mereka terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka beli. Menurut Lindawati (2005) sendiri menyatakan beberapa peneliti telah mencoba untuk mengintegrasikan konsep kualitas produk sebagai dasar pembelian produk oleh konsumen dan sebuah studi menunjukkan bahwa dengan adanya produk quality akan menyebabkan tingkat pembelian yang semakin tingi pula.

E-LEARNING

Have you heard the term e-learning? The term e-learning is one of the current learning methods. Some universities and schools are already implementing this learning method. The learning method is great for geographic regions such as Indonesia. Indonesia is an archipelago. E -learning method is very helpful for students and students to learn. This method can help teachers to reach school or university that is far remote islands.

This method of learning is done through internet access. The teacher displays a video that contains teaching or education. Some sense related to e-Learning is as follows:
Distance learning.
E-learning enables learners to gain knowledge without having to physically attend classes. Learners can be in places far apart, while the "instructor" and the lessons to be followed elsewhere, in other cities and even in other countries. The interaction can be run on-line and real-time or offline.
Learners learn from a computer in the office or at home by using a local network connection or network using the Internet or media CD / DVD that has been prepared. Learning materials are managed by a central provider of material on college / university, or company specific content provider. Learners can set their own study time, and the place from which it accesses the lesson.

Learning with computers
E-Learning is delivered by utilizing computer software. In general, the device has a multimedia device, with a CD drive and an Internet connection or a local intranet. By having a computer connected to the intranet or the Internet, learners can participate in e-Learning. The number of learners who can participate is not restricted by the capacity of the class. The subject matter may be presented with a higher quality standard than conventional classes that depend on the conditions of teachers.

e-learning


Formal learning vs. informal
E-Learning can include both formal and informal learning. E-Learning formally, for example, are learning the curriculum, syllabus, subjects and tests that have been organized and prepared on a schedule agreed upon relevant parties (managing e-Learning and the learners themselves). Learning like this is usually high and the level of interaction required by the company to its employees, or distance learning managed by universities and companies (usually a company consultant) who is engaged in the provision of e-Learning services to the public. E-Learning can also be done informally with a simpler interaction, for example by means of a mailing list, e-newsletter or personal websites, organizations and companies who want to socialize the services, programs, specific knowledge or skills in the wider community (usually free of charge).

Learning supported by experts in their respective fields.
Although it looks like an e-Learning is given only through the computer, e-Learning turns prepared, supported, managed by a team of experts in their respective fields, namely:
1. Subject Matter Expert (SME) or a resource of training delivered
2. Instructional Designer (ID), tasked to systematically design a matter of SMEs into e-Learning materials by incorporating elements of teaching methods so that the material becomes more interactive, easier and more interesting to learn
3. Graphic Designer (GD), change the text material into graphic form with images, colors, and layout are pleasing to the eye, effective and interesting to learn
4. Expert field Learning Management System (LMS). Manage system traffic websites that regulate the interaction between instructors and students, student-student with other students.
Here, learners can see the modules offered, could take on tasks and tests that must be done, as well as view the schedule in virtual discussions with instructors, other resource persons, and other learners. Through this LMS, students can also see the value assignments and tests as well as the ranking based on the value (task or test) were obtained.



E-Learning is not given solely by machines, but like conventional learning in the classroom, e-learning supported by experts in various related fields. The teacher should try e -learning methods. Congratulations success as a creative faculty.

PERANANAN MOTIVASI DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat di klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial. Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non-profit, tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan
diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Proses keputusan pembelian menurut Setiadi (2003) terdiri lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, pasca pembelian. Keputusan pembelian menunjuk arti kesimpulan
terbaik konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen melakukan kegiatan kegiatan dalam mencapai kesimpulannya. Kualitas setiap kegiatan membentuk totalitas kesimpulan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Keadaannya, kesimpulan terbaik penting didorong berbagai upaya organisasi sebagai keadaan dasar yang melandasi.

Pelanggan dalam memutuskan pembelian suatu produk ada dua kepentingan utama yang diperhatikannya yaitu:
1. Keputusannya pada ketersediaan dan kegunaan suatu produk. Konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk, jika produk yang ditawarkan tersebut tersedia dan bermanfaat baginya.
2. Keputusan pada hubungan dari produk atau jasa, konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk jika produk tersebut mempunyai hubungan dengan yang diinginkan konsumen. Setiadi (2003) menjelaskan bagaimana seseorang dalam mengambil keputusan dalam pembelian suatu produk. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melalui beberapa tahap yaitu: tahap pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan terakhir tahap perilaku setelah pembelian. 

Peranan Motivasi Pelanggan dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang. Namun, seringkali pula peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi, pemrakarsa (initiator), pemberi pengaruh (influencer), pengambilan keputusan (decider), pembeli (buyer), pemakai (user) (Kotler, 2005).



Motivasi yang ada pada seseorang (konsumen) akan mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motivasi.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan Handoko (1987) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.

Dalam bidang pemasaran motif pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian (Sigit, 1978). Motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta objektif keadaannya misalnya kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh panca indera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional.

Menurut Swasta dan Handoko (1987) motivasi rasional adalah motivasi yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ditujukan oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan berupa:
1. Harga
Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan jenis produk. Untuk produk distro harga merupakan salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan konsumen, karena konsumen akan memberikan penilaian secara garis besar apakah harga tersebut sesuai dengan produk distro yang dibelinya.
2. Pelayanan
Pelayanan yang bagus dapat menciptakan kepuasan konsumen. Pelayanan juga penting kaitannya dengan industri garmen karena merupakan layanan pasca pembelian kepada konsumen. Produsen bisa mengaplikasikan pelayanan di setiap outlet-outlet secara baik agar konsumen merasa dihargai dan dihormati karena kualitas pelayanan yang baik. Dalam motivasi terdapat hubungan saling berkaitan dengan faktor-faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi. Faktor-faktor tersebut membangun atau mempengaruhi motivasi pembeli untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi seseorang sangat berhubungan erat dengan perilakunya yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi (Kotler, 2005). Selanjutnya, faktor-faktor tersebut berperan sangat besar pula dalam melatarbelakangi dan menentukan motivasinya untuk melakukan keputusan pembelian.

Saturday 28 March 2015

JENIS DAN FUNGSI BANK DALAM PEREKONOMIAN NEGARA

1. Pengertian dan Fungsi Bank
a. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Bank Indonesia, 2012). Menurut Undang – Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri atas Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Umum Swasta Nasional Devisa, Bank Umum Swasta Nasional Non-Devisa, Bank Asing dan Bank Campuran.
1) Bank Umum 
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau  pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah (Bank Indonesia, 2008)

(a) Bank Persero
Bank Persero pada awalnya didirikan dengan undang-undang tersendiri yang di dalamnya diatur bidang tugas masing-masing bank. Dalam kegiatan operasionalnya, Bank Persero tunduk pada undang-undang tentang perbankan. Setelah Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan dipromulgasikan, Bank Persero lebih lanjut ditetapkan dengan peraturan pemerintah (Bank Indonesia, 2012).
Bank Persero, yang sering juga disebut bank pemerintah, adalah bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. Di awal dekade 2000-an, pemerintah melakukan restrukturisasi yang sangat fundamental terhadap Bank Persero sebagai dampak terjadinya krisis perbankan. Bank Persero yang sebelumnya berjumlah tujuh bank diperkecil jumlahnya menjadi hanya 4 bank. Kebijakan pemerintah terhadap Bank Persero dilakukan dengan menggabungkan (merger) Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Exim dan Bank Dagang Negara ke dalam Bank Mandiri (www.bankmandiri.co.id, 2012). Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia 1946 dan BRI tetap beroperasi seperti sebelumnya (Bank Indonesia, 2012). Bank Persero pada bulan Juni 2012 mempunyai sebanyak 4781 kantor (Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 7, Juni 2012).

(b) Bank Pemerintah Daerah
Bank-bank umum milik pemerintah daerah adalah Bank-bank Pembangunan Daerah (BPD) yang pendiriannya didasarkan pada Undang-undang No.13 tahun 1962. Dengan diundangkannya Undang-undang No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan adanya Undang-undang No. 10 tahun 1998, BPD tersebut harus memilih dan menetapkan badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas, Koperasi atau Perusahaan Daerah. Jumlah BPD pada bulan Juni 2012 mencapai 26 bank dan mempunyai sebanyak 1518 kantor cabang (Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 7, Juni 2012).

(c) Bank Umum Swasta Nasional Devisa
Bank Umum Swasta Nasional Devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dapat melakukan transaksi dalam valuta asing setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Kegiatan Bank Devisa adalah menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing, termasuk jasa-jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing. Contohnya adalah letter of credit, travellers check dan money changer. Jumlah BUSN Devisa pada bulan Juni 2012 mencapai 36 bank dengan kantor cabang sebanyak 7305 kantor.

(d) Bank Umum Swasta Nasional Non-Devisa
Bank non-Devisa (non foreign exchange bank) adalah bank yang tidak diperkenankan melakukan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing sebagaimana yang dapat dilakukan oleh BUSN Devisa.  Jumlah BUSN non-Devisa pada bulan Juni 2012 mencapai 30 bank dengan kantor bank sebanyak 1316 kantor (Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 7, Juni 2012). Meskipun jumlah kantor BUSN secara kuantitatif relatif jauh lebih banyak dibandingkan dengan Bank Persero, dari segi volume usaha bank secara nasional Bank Persero memiliki peran yang sangat signifikan (Siamat, 2005: 56).

(e) Bank Asing
Bank Asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu di beberapa ibukota propinsi. Sejak pertengahan tahun 1999, Bank Indonesia memberi ijin kembali kepada Bank Asing untuk beroperasi di Indonesia dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Pemberian pelayanan jasa-jasa dalam kegiatan operasional Bank Asing pada prinsipnya tidak memiliki perbedaan signifikan dengan BUSN, kecuali dalam pembatasan pembukaan kantor wilayah tertentu di Indonesia. Ciri lain dari kegiatan Bank Asing ini adalah penyediaan jasa di bidang investment bank yang menawarkan jasa-jasa di bidang pasar modal (Siamat, 2005: 56).
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan pengaturan bank berlaku bagi Bank Asing antara lain adalah net open position, Giro Wajib Minimum, legal lending limit, CAR. LDR dan ketentuan tingkat kesehatan bank. Bank Asing di Indonesia pada bulan Juni 2012 mencapai 10 bank dengan kantor cabang sebanyak 191 (Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 7, Juni 2012).

(f) Bank Campuran
Perkembangan Bank Campuran di Indonesia diawali ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor keuangan dan perbankan yang disebut Paket 27 Oktober 1988. Pemerintah membuka perijinan bagi pendirian bank-bank termasuk Bank Campuran atau bank patungan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor dan menarik investor asing ke Indonesia. Pendirian Bank Campuran oleh pihak asing pada dasarnya dimaksudkan untuk mempermudah akses pelayanan atas nasabah-nasabahnya yang beroperasi di Indonesia. Bank Campuran yang beroperasi di Indonesia pada bulan Juni 2012 sebanyak 14 bank dengan kantor cabang sebanyak 261 kantor (Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 7, Juni 2012). 

2)  Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. BPR menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. BPR tidak diperkenankan menerima simpanan dalam bentuk giro dan usaha asuransi. Wilayah operasional BPR dibatasi sehingga BPR hanya diperkenankan membuka kantor cabang di wilayah propinsi yang sama dengan kantor pusatnya (Siamat, 2005: 58-59). 
Berdasarkan prinsip kehati-hatian, BPR juga harus memenuhi ketentuan mengenai CAR, LDR dan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Pada bulan Juni 2012, jumlah BPR di seluruh Indonesia sebanyak 1667 dengan kantor cabang sebanyak 4286 kantor (Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 10, No. 7, Juni 2012).

Gambar Bank


b. Fungsi Bank
Bank memiliki fungsi penting dalam pengubahan sumber daya perekonomian dengan menampung dana dan menyalurkan dana itu kembali ke rumah tangga dan perusahaan yang ingin meminjam untuk membeli barang- barang investasi yang akan digunakan dalam proses produksi. Proses mentransfer dana dari penabung ke peminjam disebut perantara keuangan (financial intermediation) (Bank Indonesia, 2008: 6).
Banyak lembaga dalam perekonomian bertindak sebagai perantara keuangan, tetapi hanya bank yang memiliki otoritas hukum untuk menciptakan aset yang merupakan bagian dari penawaran uang, seperti rekening cek. Oleh karena itu, bank satu-satunya lembaga keuangan yang secara langsung mempengaruhi penawaran uang (Mankiw, 2000).
Fungsi utama perbankan nasional menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat dengan asas dan tujuan perbankan nasional yang terkait dengan fungsi mobilisasi dana masyarakat sebagai berikut (Bank Indonesia Yogyakarta, 2004: 5):
1) Asas perbankan nasional adalah demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati-hatian.
2) Tujuan perbankan nasional adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan strategis. Bank umum sangat penting untuk menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter. Fungsi-fungsi bank umum dalam perekonomian modern adalah sebagai berikut: penciptaan alat bayar, mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, penghimpunan dana simpanan, mendukung kelancaran transaksi internasional, penyimpanan barang-barang dan surat-surat berharga dan pemberian jasa-jasa lainnya (Manurung dan Rahardja, 2004).

Fungsi Bank


1) Penciptaan Alat Bayar
Bank umum menciptakan uang giral yaitu alat pembayaran melalui mekanisme pemindahbukuan (kliring). Bank umum dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan menciptakan uang giral.

2) Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran 
Salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa - jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit dan fasilitas - fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman.

3) Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat Dan Penyaluran Kredit 
Dana yang paling banyak dihimpun bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia, dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga - lembaga keuangan lainnya. Dana - dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak - pihak yang membutuhkan utamanya melalui penyaluran kredit.

4) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional 
Bank umum juga memudahkan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan - kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya, dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi - transaksi tersebut. Kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

5) Penyimpanan Barang - barang Berharga 
Penyimpanan barang - barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang - barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak - kotak yang sengaja disediakan oleh bank umum untuk disewa (safety box atau safe deposit box). 

6) Pemberian Jasa - jasa Lainnya 
Di Indonesia pemberian jasa - jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Masyarakat sudah dapat membayar listrik, telepon, membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui ATM, membayar gaji pegawai aktif dan pensiunan dengan menggunakan jasa - jasa bank. Jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya.

Friday 27 March 2015

PENGENTASAN KEMISKINAN

Apabila diri kita sendiri ditanya, apakah Anda berniat menjadi orang miskin. Tentu jawabannya adalah tidak. Tidak seorang pun mau hidup miskin. Akan tetapi, kemiskinan tetap terjadi pada hampir semua masyarakat di dunia dan ini menjadi isu global terutama di Negara berkembang. Kemiskinan ini merupakan salah satu topik hangat setiap jaman sehingga seringkali para peneliti mencoba menganalisa penyebab kemiskinan tersebut.

Menurut Data Badan Pusat Statistik sampai Maret 2014, rakyat miskin mencapai 28,28 juta orang (11,25%). Dari total jumlah tersebut, 10,51 juta orang di antaranya bermukim di daerah perkotaan dan selebihnya 17,77 juta orang miskin tinggal di kawasan pedesaan. Jumlah persentase orang miskin tersebut merupakan tantangan berat bagi pembangunan mengingat pemberdayaan orang miskin ini membutuhkan dana yang besar.


Tidak mudah untuk mengentaskan kemiskinan. Apalagi, kebutuhan yang diperlukan keluarga miskin cukup banyak. Pengentasan kemiskinan tidak hanya berbicara tentang masalah pemenuhan keperluan sandang, pangan dan perumahan melainkan juga upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka mutlak terpenuhi seperti pendidikan, ketrampilan lain yang memadai dan pelayanan kesehatan yang prima.



Pola hidup di atas terjadi karena pola konsumsi manusia, perubahan iklim termasuk pemanasan global, berkembangnya sektor industri, terganggunya keseimbangan ekosistem, kerusakan lingkungan yang sudah parah. Oleh karena itu, perlu pendekatan holistik dan komprehensif atas persoalan kemiskinan tersebut. Persoalan kemiskinan tidak dapat dianalisa hanya dengan metode kuantitatif tetapi juga kualitatif. Dengan demikian, keinginan untuk membebaskan keluarga miskin dari segala bentuk ketergantungan, ketertinggalan dan keterbelakangan melalui suatu metode yang bersifat multidimensional dan terintegrasi dengan melibatkan semua pihak dan disiplin ilmu pengetahuan yang dapat terealisasi.



INVESTASI TEPAT GUNA

Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai tujuan memperoleh imbal hasil (return) dengan tujuan dan jangka waktu tertentu. Investasi sendiri bertujuan untuk mengamankan nilai aset yang telah dimiliki sekarang (wealth preservation) dan meningkatkannya untuk masa depan (wealth accumulation). Setiap jenis investasi memiliki karakteristik yang berbeda dan tugas kita sebagai investor adalah menemukan investasi mana yang cocok untuk kita.

Investasi

Kendati terdengar mudah didengar, masih banyak orang menunda investasi. Alasannya adalah takut salah langkah dan tidak cocok untuk dirinya. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2013 mengatakan bahwa angka inflasi Indonesia mencapai lebih dari 8%. Tabungan dan deposito di bank memiliki bunga 6% per tahun dan tentunya ini tidak mampu mengejar persentase kekurangannya. Tanpa disadari, inflasi menurunkan daya beli dan nilai aset yang kita miliki saat ini. Inilah yang menjadi langkah awal dalam perencanaan untuk berinvestasi dan dapat dilakukan sejak dini.



Pasar keuangan memberikan banyak pilihan kepada para calon investor. Beberapa instrumen investasi seperti obligasi, saham, reksadana, logam mulia hingga properti. Jika Anda mempunyai dana yang cukup, Anda dapat memilih beberapa investasi di atas. Apabila Anda mempunyai hanya sedikit dana, Anda dapat mengambil produk gabungan.
Selamat Mencoba.

TOL LAUT

Masih terasa dan melekat di kepala kita istilah Tol Laut. Ya. Pasti kita masih ingat istilah itu. Tol Laut adalah program yang dicanangkan oleh Bapak Presiden Jokowi. Tol laut adalah sistem transportasi yang memanfaatkan laut sebagai lalu lintas. 

Kondisi geografis Indonesia dapat dikatakan sebagai negara kepulauan. Di dalamnya terdapat kabupaten dan kecamatan yang berada terpisah dengan ibukota propinsinya. Katakan saja seperti Propinsi Maluku. Ibu kota propinsi Maluku adalah Kota Ambon. Akan tetapi, kabupaten-kabupaten yang berada di bawah propinsi Maluku ini berada terpisah dengan kota Ambon.

Sistem transportasi yang selama ini mengadalkan darat dan udara mulai diimbangi dengan transportasi laut. Apabila transportasi udara, darat dan lau tidak berimbang dapat menimbulkan masalah biaya logistik di negeri ini seperti mahal, boros dan memprihatinkan.

Dalam aktivitas logistik nasional, angkutan jalan berkontribusi paling besar yaitu 91,25%, kereta api (0,63%), dan penyeberangan laut 0,99%. Adapun angkutan laut hanya menyumbang 7,07%, udara (0,05%) dan sungai (0,01%).

Data di atas menunjukkan bahwa peran jalur darat masih sangat dominan sehingga biaya distribusi semakin mahal yaitu 30% dari harga jual barang. Di sejumlah negara maju, beban distribusi logistik antara jalur darat dan laut sudah seimbang bahkan dengan porsi 48%-51% untuk laut seperti Norwegia dan Jepang.

Laut dianggap sebagai jembatan penghubung termurah daripada harus membangun tol udara, bahkan 10 kali lipat masih lebih murah daripada jalur darat. Pembangun tol laut juga dilakukan agar timbul keseimbangan alur distribusi dan terwujudnya keadilan harga komoditas antarwilayah. Adil dipandang dari sudut numerik dan proporsional.

Bila harga susu bubuk di Bekasi mencapai Rp 100.000 per kaleng, konsumen harus mendapatkan harga yang sama ketika membelinya di Merauke, Papua atau tempat di mana pun di Indonesia. Akan tetapi, apabila harga susu di Papua mencapai Rp. 300.000 per kaleng, disparitas yang terlalu mencolok ini jelas tidak mencerminkan keadilan numerik dan sama sekali tak proporsional.

Untuk merealisasikan tol laut ini, tentunya banyak hal yang harus dipenuhi. Para ahli mengatakan bahwa revitalisasi pelabuhan menjadi syarat agar dapat menampung kapal-kapal besar di atas 5.000 TEUs. Pada abad ke-18, Indonesia sudah mempunyai pelabuhan tetapi masih sedikit pelabuhan baru yang benar-benar dibangun.

Revitalisasi pelabuhan juga harus diikuti oleh pembangunan industri galangan kapal yang bersaing. Kapal-kapal harus banyak yang diproduksi agar dapat menjalankan tol laut ini. Kapal-kapal kecil tentunya kurang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi pulau yang berjauhan.

Tol Laut

Prinsip tol laut adalah domestic transhipment yang bergerak seperti pendulum secara terus-menerus. Dengan demikian, semua kegiatan distribusi dilakukan di dalam negeri oleh para pelaku bisnis dan untuk perekonomian nasional. Tol laut memungkinkan persebaran industri manufaktur ke luar Jawa sehingga pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi bisa terjadi.



Perwujudan Tol Laut sudah diumumkan oleh Presiden Jokowi. Sekarang, bagaimana kita mendukung program tersebut agar persebaran industri di semua daerah kepulauan Indonesia ini dapat terjadi. Semoga.




Monday 23 March 2015

PERAN KELUARGA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

Dunia marketing bukanlah dunia matematis. Segala daya upaya seorang sales dapat memungkinkan kejadian yang sebelumnya diragukan. Itulah dunia marketing. Marketing itu bersifat unik. Marketing itu tercipta dari hasil daya kreatif dan inisiatif para penjual kepada para calon pembeli atau pengguna

1) Definisi Keluarga
Ahmadi (2003:6) mengatakan keluarga merupakan unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat, sedangkan Friedman (2003) mengatakan keluarga adalah suatu kelompok terdiri dari dua individu atau lebih yang memiliki hubungan darah maupun tidak dan membentuk keluarga yang memiliki fungsinya masing-masing. Dari pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah unit satuan masyarakat terkecil yang memiliki hubungan darah maupun tidak yang membentuk suatu kelompok sehingga tiap individu memiliki peran dan fungsinya masing-masing.



2) Keterlibatan Keluarga terhadap Keputusan Pembelian
Sumarwan (2004;25) menyatakan peranan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain : 1. Sebagai initiator, anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk. 2. Sebagai influencer, para anggota keluarga yang memberikan pengaruh pada anggota keluarga lain untuk mengambil keputusan dalam pembelian atau tidak membeli suatu produk. 3. Sebagai gate keeper, para anggota keluarga yang mengontrol arus informasi. 4. Sebagai decision, anggota keluaga yang menentukan membeli atau tidak suatu produk. 5. Sebagai buyer, anggota keluarga yang dengan nyata melakukan pembelian. 6. Sebagai preparer, anggota yang mengubah produk mentah menjadi bentuk yang bisa dikonsumsi. 7. Sebagai user, anggota keluarga yang menggunakan produk tersebut. 8. Sebagai maintancer, anggota keluarga yang merawat atau memperbaiki produk. 9. sebagai organizer, anggota keluarga yang mengatur apakah produk tersebut bisa dimulai dipakai atau dibuang atau dihentikan.

Sunday 22 March 2015

INTERNET AND BUSINESS

Business can be run in the form of products and services. Businesses run by entrepreneurs aiming to improve the welfare of both the shareholders and stakeholders.

One of the well-known business today is an online business. Online business can be run through the Internet, mobile and other communications media without having a meeting between the seller and the buyer directly. Online business can already be done for free or paid. Internet already provides communication media which is very helpful for businesses to conduct transactions and product offering to the buyer.

Business aims to increase revenue sources so as to achieve financial stability. It is therefore highly dependent on the smooth financial business done by the entrepreneurs and businessmen.

Gambar Internet Bisnis


Business and finance can be described as two images coinage. Both need each other to enable the smooth running of the business and financial processes themselves. Business and finance should support each other and work together to achieve the best for shareholders and stakeholders.

Rapid technological developments make the internet needed by employers . Internet can facilitate transactions anywhere . Banking has also been using the internet as a means of transaction. This transaction is often called e-banking.

Thursday 19 March 2015

SURVEY IN METHODS OF LEARNING

Diverse learning methods. Method of students and student learning are different from each other . However , the method of learning they have the same goal. Therefore, the method of learning of each student and the student is unique.

National education basically aims to achieve national learning outlined in the national education curriculum, which reads:
"National Education serves to develop the ability and intellectual life of the nation is aimed at developing students' potentials to become a man of faith and fear of God Almighty, noble, healthy, knowledgeable, skilled, creative, and independent, become citizens of a democratic and responsible. "Law on National No. 20 2003 ".

To promote the life of a nation and the State in accordance with the objectives that have been formulated, it occurred inside the education process or the learning process and provide an understanding of the views and adjustments for someone ataui educated students towards maturity and adulthood. This process will take effect on mental development and potential learners towards a more dynamic kind of talent or experience, moral, intellectual, and physical, (physical).

Today that became the talk of the problem is the quality of education students' learning achievement in a particular field of science. Recognizing this, the government together with education experts strive to further improve the quality of education. Discussion of educational efforts have been carried out by the government, including through seminars, workshops, and training in the subject matter as well as the determination of learning methods for specific subject areas eg Science, Mathematics, Indonesian, and others. Indonesia has been a lot done to improve the quality of education, particularly the Indonesian education in schools, but not show satisfactory results, both the purpose and the process of learning and achievement of the results of his study.

One language skills are increasingly important role in entering the 21st century is read. With the rapid advancement of technology in the field of print media, thousands or even hundreds of thousands of titles / topics of various fields of knowledge are published every day. Only by having the reading skills of efficient and effective across a range of useful information can be understood easily.



There are many methods of learning. One method of learning that objectively considered good is learning method S Q 3R . S means the survey, which makes observations on the material to be learned. Q means the question , which asked questions on the material to be learned . It often also Inquire called , is investigating the ins and outs of the material to be learned . R1 means reading, ie actively read over the material to be studied , the method reading to learn and read critically .
R2 means repetition that is repeated things already learned .
R3 means the reviews are revisiting the things that have been learned .

S = Survey = Viewing
Observation is seeing material before studied. The purpose of observation is to get a comprehensive picture on the material to be learned. Materials may include lecture notes, textbook, or textbooks required. When we learned lecture notes, we make observations by doing the following:
a. We consider the topic or subject matter. Usually the subject of the title of the record.
b. We read one by one the main ideas covered in the subject. For example, we study the management, the basic idea can consist of: 1) Definition of management; 2) The level and type of management 3) The functions performed by the manager 4) Managerial Skills 5) The approach in the management and 6) conclusions.
c. We read idea of each of the key ideas. Back to the example of studying management, further division of the basic idea 3.): on the functions performed by managers include: planning, organizing, arranging power, led the course of work, supervise the implementation of the work.
d. We check the terms or critical understanding. For example, re-sample study of management, at the time of reading the main idea 2) on the level and kinds of managers, we find terms such as top managers, middle managers, the low-level managers, functional managers, general manager.
e. We observe schematic, diagram there. For example, the area or areas of leadership and management of work management implementation. In studying a chapter of a textbook or textbooks shall need:
f. We read and remember the title or chapter from the dictates of the required textbook.
g. We read the first paragraph in the chapter because in the first paragraph that described the purpose of writing the chapter and its contents.
h. We read-subtitle subtitle because the textbook or textbooks, the subtitle is the central idea that together form the overall content of the chapter.
i. We note the word, term, or important formulation is usually in the book in italics, bold, loose, or colored.
j. We note schemes, diagrams, statistics, figures, data is important.
k. We read the last paragraph or conclusions. There are usually delivered again the main ideas in the chapter along with the implications and the direction of his thinking.
l. If there is, we read the questions at the end of the chapter.

As already mentioned above observation purposes either in a notebook, textbook or textbooks required is to obtain a comprehensive picture of the materials studied. By making observations on the one hand, we get direction, confidence and concentrate on learning time. On the other hand, because we know the material as a whole we can organize our learning rhythm and relieve tension or stress load in the study.